Ndy
(Migrasi Blog, tulisan asli diposting pada 3 April 2012)
INI adalah cerita perjalanan gue yang pertama ke luar negeri ketika berkesempatan kuliah di Belanda. Musim gugur, Oktober 2007, bersama lima teman lainnya berangkat dari Groningen, tempat kami tinggal. Tujuan : Barcelona, Madrid, Cordoba dan Valensia.
Pertama kalinya kami menggunakan layanan bis yang berangkat sekitar pukul 2 dini hari untuk mengejar penerbangan pertama di Bandara Bremen, Jerman.
Dari asrama ke halte dengan berjalan kaki diperkirakan memakan waktu sekitar 20 menit. Rupanya kami salah perhitungan, bertolak dari asrama terlalu lambat.
Akibatnya kami ketinggalan bis. Maklum di sana semua bis mematuhi jadwal yang ditetapkan. Ga pake ngetem, kecuali yang memang sudah ditetapkan.
Entah ide siapa, kami pun memutuskan berjalan ke stasiun mencari taksi. Siapa tahu ada yang bersedia mengantarkan ke Bandara Bremen dengan biaya yang cukup terjangkau.
Kebetulan ada taksi bersiaga di sana. Si supir menyatakan bisa mengantar kami dengan biaya 300 euro. Bila dirupiahkan dengan kurs 13.500 per euro, nilainya sekitar Rp4 juta. Berarti, per orang harus membayar 50 euro. Jumlah yang tidak kecil.
Namun, rupanya kami semua tidak rela membatalkan perjalanan yang sudah lama ditunggu itu. Tanpa ada yang perlu dibujuk kami semua sepakat untuk menumpang taksi tersebut.
Pertanyaannya mungkin, mana cukup naik taksi berenam? Kebetulan taksi di Groningen tidak melulu sedan. Ada yang model SUV. Si supir mengatakan temannya yang akan mengantarkan kami dengan mobil yang lebih besar karena kebetulan taksi yang ia supiri adalah sedan.
Akhirnya berangkatlah kami menuju Bremen yang berwaktu tempuh sekitar 2,5 jam dari Groningen. Hampir samalah dengan jarak Jakarta-Bandung, lebih dikit.
Seumur hidup, baru kali itu gue bayar taksi sampai Rp4 juta. Tiket pesawat pp Bremen-Barcelona waktu itu aja cuma sekitar 20 euro. Tapi ga apa-apa, selalu ada yang pertama untuk segalanya
Yang penting ga menyesal karena melewatkan kesempatan menginjak-injak tanah Spanyol. Lagipula duitnya juga dari Meneer Belanda, gratis :p
*peristiwa ketinggalan bis ini membuat seorang teman trauma dan jadi hobi mengejar bis yang memang sudah jadwalnya ngetem.
****